Kisah perjuangan hidup Wisnu Salman, seorang alumnus Teknik Pertambangan ITB angkatan ’95, merupakan cerminan nyata dari ketabahan dalam menghadapi ujian hidup. Dalam perjalanan hidupnya, Wisnu telah mengalami berbagai tantangan yang mungkin sulit dipercaya. Namun, dibalik setiap ujian tersebut, tersimpan hikmah penting yang menjadi kunci kesuksesannya.

Menikah Saat Kuliah dan Merintis Kiprah di Lembaga Sosial

“Sebelumnya, saya lulus dari SMA pada tahun 1993, tetapi tidak langsung masuk ITB. Saya diterima di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, tetapi kemudian memutuskan untuk keluar karena merasa kurang cocok. Tahun berikutnya, saya diterima di Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan jurusan Teknik Kimia. Namun, saya tetap tidak puas dan akhirnya berhasil masuk ITB tahun berikutnya.” kata Wisnu.

Awal mula perjuangan Wisnu dimulai sejak masa kuliah di ITB. Meskipun memiliki impian untuk bekerja di perusahaan pertambangan besar, seperti Freeport atau KPC, Wisnu harus menghadapi kenyataan pahit ketika lamarannya ditolak. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Wisnu kemudian memutuskan untuk mendirikan perusahaan Manajemen Kolbu dan menulis buku sebagai upaya menyambung perekonomian keluarganya.

“Waktu kuliah tingkat empat, saya sudah menikah dan memiliki satu anak, sehingga saya harus berpikir tentang menghidupi keluarga saya dan bergerak cepat untuk meraih capaian lain. Saya kemudian memutuskan untuk mendirikan perusahaan Manajemen Kolbu dan menulis buku.”, tuturnya mengenai pengalamannya menikah semasa mahasiswa.

Wisnu kemudian mendirikan bimbingan belajar bernama Manajemen Kolbu. Menurutnya, pada saat itu banyak alumni ITB yang menjadi pengajar bimbel ternama. Hal itu yang menginspirasinya untuk mendirikan bimbel bersama teman-temannya dari ITB. Tak hanya itu, kecintaannya akan dunia pendidikan juga diwujudkannya dengan menulis buku pelajaran kimia terbitan Regina pada tahun 2001-2002. Menurut Wisnu, buku karangannya tersebut menjadi buku pelajaran wajib di tingkat SMP dan SMA.

Setelah itu, Wisnu juga mendedikasikan hidupnya pada organisasi sosial dan kemanusiaan. Ia kemudian melamar di organisasi Dompet Dhuafa Republika sebagai kepala bagian umum yang bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, jaringan komputer, internet, kendaraan, dan sebagainya. Disela keaktifannya sebagai kepala bagian umum, Wisnu juga mengajar di bimbingan belajar Primagama di daerah Pondok Pinang.

Kemudian, merasa melihat peluang potensial dalam industri transportasi, Wisnu memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru dan memasuki babak baru dalam kariernya. Dirinya memilih untuk berwirausaha di bidang transportasi, mendirikan perusahaan Armada Aman Transport. Perusahaan tersebut melayani perkantoran dan jemputan di wilayah Jakarta dan Bogor.

Tumbang Di Bisnis Transportasi

Dalam waktu singkat, Armada Aman Transport memiliki 55 armada mobil. Awalnya semua berjalan dengan baik hingga akhirnya satu per satu masalah mulai bermunculan. Rencana pengembangan bisnis ternyata tak berjalan sesuai rencana, ia mengalami kerugian akibat ditipu orang. Dirinya mengaku gagal dalam bisnis transportasi yang dirintisnya tersebut.

“Namun, Qadarullah, saya mengalami kerugian besar. Mobil-mobil saya dibawa lari oleh banyak orang, dan beberapa di antaranya masih dalam sistem leasing. Akibatnya, saya kehilangan semua aset, termasuk rumah. Kesalahan strategi dan adanya faktor penipuan berperan dalam kejatuhan bisnis saya.” kata Wisnu di Podcast Alumnia Jakarta.

Dirinya pun harus menghadapi banyak masalah utang, baik pribadi maupun perusahaan. Utang saya mencapai hampir 500 juta rupiah. Wisnu juga harus menghadapi tekanan dari para penagih utang yang kerap meneror dirinya setiap saat.

Setelah mengalami kejatuhan dalam bidang transportasi, ia kembali mencoba peruntungan dalam bisnis konstruksi dan perumahan. Namun, bidang tersebut tidak sesuai dengan keahliannya. Banyaknya hutang yang ditunggakinya tersebut, meninggalkan luka yang dalam, baik secara finansial maupun emosional.

Wisnu pun bahkan pernah mengalami kekerasan fisik hingga disekap oleh debt collector. Pengalaman pahit tersebut dituangkannya dalam buku karangannya yang berjudul “Menggapai Kemuliaan, Menebar Harapan”.

Wisnu menuturkan “Saya juga pernah mengalami kekerasan fisik dan dua kali disekap oleh para penagih utang. Saya disekap di sebuah rumah di daerah Tambun, Bekasi. Saya ditempatkan di rumah besar dan diawasi ketat. Dengan bantuan istri dan polisi, saya berhasil dibebaskan dari penyekapan tersebut. Meskipun pengalaman ini tidak ramai di media, dampaknya sangat besar bagi saya.”.

Namun, pengalaman pahitnya hingga diculik dan disekap tak hanya sampai disitu. Wisnu mengaku pernah dijebak oleh oknum yang ingin menculiknya dengan modus investasi.

“Pada suatu kesempatan, saya diundang ke masjid raya di Bogor oleh pihak yang ingin berinvestasi. Saya mengira itu adalah kesempatan nyata, namun ternyata itu adalah jebakan. Saya ditangkap dan dibawa ke Polsek Keramat di Jakarta. Saya dijaga oleh satu orang dan dimasukkan ke dalam sebuah mobil berwarna merah. Tiga orang lainnya berada di kantor polisi untuk negosiasi.”, ungkapnya mengenang insiden tersebut. Tak kehabisan akal, Wisnu melakukan segala cara agar bisa lolos dari para penculik tersebut.

“Ketika penjaga saya pergi untuk membeli pulsa, saya memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Saya berlari sekuat tenaga dan berhasil naik ke taksi yang melintas. Saya pun meminta supir taksi untuk membawa saya ke Ciputat dan lalu ke sebuah warung internet. Pengalaman saat itu sangat menyedihkan, bahkan sampai harus berjalan kaki dan menggunakan ojek. Saya selalu memakai topi karena merasa malu dan trauma akibat disekap. Namun, sekarang saya berani tampil di dunia media sosial dan mempublikasikan diri saya.”, lanjutnya.

Namun, di tengah semua penderitaan dan kegagalan, Wisnu tidak pernah menyerah. Pada tanggal 1 April 2018, nasibnya berubah setelah ia memutuskan mendirikan PT Geomining Berkah, sebuah perusahaan konsultan pertambangan dan lingkungan. Perusahaan ini tidak hanya membawa kesuksesan bagi Wisnu, tetapi juga memberikan peluang bagi banyak lulusan baru ITB dan perguruan tinggi lainnya untuk mendapatkan pengalaman kerja.

Titik Balik: Sukses Membangun Konsultan Pertambangan

Geomining Berkah didirikan untuk membantu klien dalam perizinan tambang, termasuk perizinan lingkungan melalui UKL/UPL atau Amdal. Selain itu, menurut Wisnu, perusahaannya itu juga sudah mulai bergerak dalam bidang pelabuhan, seperti perizinan Jetty untuk Tersus atau TUKS (Terminal Untuk Kepentingan Sendiri).

Tahun demi tahun berjalan, perusahaan Geomining Berkah lambat laun terus tumbuh dan bergerak lebih cepat dan mencapai target perusahaan yang lebih besar. Perusahaan bentukan Wisnus tersebut kemudian mengembangkan perusahaan dengan menambah sumber daya manusia. Saat ini, PT Geomining Berkah memiliki sekitar 38 karyawan, dan mayoritas adalah lulusan baru ITB dan perguruan tinggi lainnya.

“Hal ini membuat saya merasa bangga karena bisa memberikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk mendapatkan pengalaman kerja. Saya mendapatkan banyak apresiasi dari para alumni, dosen ITB, dan institusi pendidikan lainnya karena saya dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk memiliki masa depan yang lebih baik.”, ungkapnya.

Dengan tekad dan semangat yang tak pernah padam, Wisnu terus mengembangkan perusahaannya. Melalui upaya penambahan sumber daya manusia dan pengembangan jaringan, PT Geomining Berkah semakin berkembang pesat. Wisnu juga aktif dalam berbagai organisasi besar, seperti Kadin dan PII, untuk memperkuat jaringan dan mendukung pertumbuhan perusahaannya.

Pada prosesnya, upaya lain yang Wisnu lakukan demi meningkatkan kapabilitas perusahannya adalah meningkatkan jaringan. Wisnu melibatkan dirinya dalam berbagai organisasi besar untuk memperkuat jaringan dan keberadaan. Ia tertarik dengan Kadin (Kamar Dagang dan Industri), dan mencari cara untuk bergabung. Dirinya pun diundang untuk menjadi anggota tim Pokja hilirisasi Minerba.

“Kesempatan ini membuat saya aktif di berbagai kegiatan Kadin, dan saya bahkan ditawari untuk menjadi wakil ketua kontap Minerba. Hal ini merupakan langkah penting dalam karier saya. Saya terus berupaya untuk menjadi ketua Kadin dan menghadapi tantangan tersebut dengan bersemangat.”, tuturnya.

Saat ini Wisnu aktif di berbagai organisasi seperti menjabat sebagai Direktur Eksekutif ATP (Asosiasi Pertambangan dan Batu Bara Indonesia), Wakil Ketua Komtap Minerba Kadin, dan Ketua Bidang Pemasaran Industri di PII. Dirinya juga adalah pendiri dan pemimpin Geomining Berkah serta Salman Aman Foundation.

Melalui buku yang ia tulis, “Sopir Taksi Online Menuju Kongres Tambang Dunia,” Wisnu berbagi pengalaman hidupnya dalam mendirikan PT Geomining Berkah. Ia juga memberikan pesan inspiratif kepada para mahasiswa ITB untuk berdamai dengan masalah yang ada di dunia ini, karena setelah berdamai dengan hidup, hidup akan menjadi lebih tenang.

Kisah hidup Wisnu Salman mengajarkan kita banyak hal. Melalui perjuangannya, kita belajar bahwa setiap kesulitan adalah ujian yang harus dihadapi dengan ketabahan dan keberanian. Meskipun mengalami kegagalan dan kesulitan yang besar, tidak ada yang bisa menghentikan langkah seseorang menuju kesuksesan jika ada tekad dan semangat yang kuat.

Pesan bijak Wisnu kepada para mahasiswa ITB untuk berdamai dengan masalah dan menerima setiap ujian sebagai bagian dari perjalanan hidup, merupakan pelajaran berharga bagi kita semua. Dengan berdamai dengan hidup, kita dapat menemukan ketenangan dan kebahagiaan yang sejati.

Kisah perjuangan Wisnu Salman adalah bukti nyata bahwa dengan tekad yang kuat dan semangat yang tidak pernah padam, kita semua dapat mengatasi setiap rintangan dan meraih kesuksesan yang kita impikan.

 

Penulis: Fachrizal H.

Editor: Ardian P. Putra

Sumber: Alumnia Jakarta [1] [2]